BANDA ACEH – Diorama Kearsipan Aceh merupakan sebuah ruangan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh (DPKA) yang menghadirkan perjalanan Aceh dari masa ke masa yang ditampilkan melalui perpaduan arsip, seni, dan teknologi. Diresmikan Rabu 17 Mei 2023, Diaroma Kearsipan Aceh menampilkan Aceh dalam tiga ketagori waktu, yakni Aceh Jameun (Aceh Tempo Dulu), Aceh Jinoe (Aceh Saat Ini) dan Aceh Ukeue (Masa Depan).
Ke tiga masa tersebut dihadirkan dalam sekat ruangan terpisah dengan masing-masing ruangan ditandai dengan papan nama.
Jika pengunjung memasuki Kantor DPKA, maka ruang Diaroma Kearsipan Aceh akan langsung menyambut mereka. Ia terletak di loby Kantor DPKA dengan ruang Aceh Jinoe berada pada posisi pertama. Selanjutnya, jika berbelok ke kiri pengunjung akan menjumpai ruang Aceh Jameun, sementara jika berbelok ke kanan akan disambut oleh ruang Aceh Ukeu.
DPKA telah mendesain masing-masing ruangan tersebut dengan tampilan yang menarik dengan pajangan benda-benda bersejarah terntang Aceh.
“Diorama Kearsipan Aceh diharapkan dapat meningkatkan layanan kearsipan bagi masyarakat Aceh khususnya dan Indonesia umumnya, serta bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkan informasi kearsipan bernilai sejarah di Aceh,” ujar Kepala DPKA Edi Yandra dalam sambutannya pada peresmian ruangan tersebut.
Diorama Kearsipan Aceh memiliki 3 ruang yaitu Aceh Jameun, Aceh Jinoe dan Aceh Ukeue.
Aceh Jameun berisi naskah kuno, aktifitas masa lampau masyarakat aceh bidang perdagangan laut dan bidang pertanian serta kilas balik masa kejayaan aceh . Semua konteks tersebut dipajang dalam ruangan Aceh Jameun.
Sementara Aceh Jinoe berisi foto-foto Gubernur Aceh dari masa ke masa terkait keberhasilan program kerja gubernur serta foto MoU Helsingki dan anugerah inovasi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh dalam 2 tahun terakhir.
Sedangkan Aceh Ukeue berisi foto-foto Aceh masa depan pada sektor pertanian, peternakan, kearsipan, perpustakaan, industri, transportasi, perumahan rakyat dan pariwisata.
Edi mengatakan, dengan adanya diorama tersebut, dapat menggambarkan bukti nyata menghidupkan arsip sejarah Aceh, “dan merupakan upaya untuk mengenal sejarah aceh dari masa kejayaan Kerajaan Aceh hingga keistimewaan Aceh serta Aceh masa yang akan datang kepada generasi muda dengan cara yang menarik,” sebut Edi. []
Discussion about this post