KOTA JANTHO – Sebanyak 14 pegiat songket Aceh Besar mengikuti pelatihan pengembangan dan desain songket sulaman daerah (Solanda) di Gampong Krueng Kalee Kecamatan Darussalam, pelatihan itu sebagai upaya melestarikan kerajinan songket Aceh Besar serta menghasilkan aneka motif terbaru yang menarik.
Penjabat (Pj) Ketua Dekranasda Aceh Besar Cut Rezky Handayani S.IP MM mengatakan Aceh Besar akan memiliki brand dan ciri khas songket tersendiri nantinya yang berbeda dengan daerah lain.
“Untuk itulah Desainer Vinto kita hadirkan langsung dari Jakarta untuk membimbing dan mengedukasi pengrajin demi pengembangan songket Aceh Besar,” ujarnya, saat meninjau langsung pelatihan di Gampong Krueng Kalee Kecamatan Darussalam, Selasa (4/4/2023).
Cut Anda mengaku akan terus mendorong dan menfasilitasi songket Aceh Besar semakin meningkat dari sisi kualitas produk dan kuantitas produksi untuk menunjang pekonomian pengrajin, disamping itu juga akan meningkatkan citra daerah sebagai penjaga warisan benda dan budaya songket.
“Kita akan terus memfasilitasi pengrajin, baik pelatihan menciptakan motif baru hingga pendampingan pengembangan dan desain,” ujarnya.
Para pegiat songket dilatih dan didampingi langsung oleh Desainer Vinto R. Effendi S.Ds M.Ds dan Desainer Haerul selama dua pekan di dua lokasi pusat kerajinan Mutiara Songket Krueng Kalee dan kerajinan Songket Cut Bit Miruek Taman.
Desainer Vinto kepada para pegiat songket meminta agar masing-masing pengrajin memiliki ornamen (motif) berbeda setelah pelatihan tersebut. “Iya, masing-masing pengrajin harus memiliki motif, untuk itulah kita latih, kita pandu dan ajarkan,” imbuhnya.
Turut hadir Pengurus Dekranasda Provinsi Aceh bersama Staff Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh menyaksikan proses pembuatan songket Aceh Besar tersebut.
Salah seorang pegiat tenun songket, Ira Mutiara mengaku proses pembuatan motif songket sebelum mengikuti pelatihan dilakukan melalui aplikasi langsung pada kain tanpa melalui sketsa dan gambar terlebih dulu, sehingga motifnya terkadang tidak sama ukuran dan ornamennya kaku, belum ada pengembangan bentuk.
“Saat ini kita diajarin sketsa motif lewat gambar terlebih dahulu,” katanya.
Ia mengaku mendapatkan ilmu baru dan dapat berinovasi menciptakan motif tersendiri dan nantinya diharapkan bisa bebas menciptakan inovasi baru, menemukan ornamen dan warna menarik.
“Kita menemukan ilmu dan pengalaman baru, Insya Allah akan terus kita dalami dan munculkan inovasi baru dalam karya ini (songket),” tutup Ira.(*)
Discussion about this post