BANDA ACEH — Partai Aceh (PA) telah usai menggelar Musyawarah besar (mubes) ke 3 pada Minggu malam, 26 Februari 2023. Sesi penutupan Mubes yang berlangsung di Hotel Hermes Palace, Banda Aceh, tampak meriah dengan dihadiri para tokoh partai dan petinggi Komite Peralihan Aceh (KPA), serta undangan lintas partai.
Seremonial penutupan Mubes juga diisi dengan pidato tokoh GAM, Teungku Malik Mahmud Alhaytar dan Muzakir Manaf (Mualem). Kedua tokoh itu berbicara panjang terkait sejumlah isu, mulai dari perjuangan bersenjata hingga bertransformasi menjadi partai politik, serta terkait persiapan pemilu 2024.
Malik Mahmud yang juga menjabat sebagai Tuha Peut partai, dalam pidatonya di hadapan tamu menyebutkan, butir-butir MoU Helsinki harus terus diperjuangkan dalam upaya membangun Aceh yang bermartabat dan sejahtera.
“Kami ingatkan kepada pengurus partai ke depan bahwa tugas dan tanggung jawab utama Partai Aceh sebagai pengemban amanah untuk memperjuangkan serta mengawal implementasi MoU Helsinki,” kata Malik Mahmud.
Malik Mahmud juga menyampaikan selamat kepada Partai Aceh atas suksesnya penyelenggaraan Mubes sehingga telah terpilihnya pengurus baru untuk periode 2023-2028.
“Semoga bendera Partai Aceh kembali berkibar ban sigom Aceh dan memenagkan pemilu tahun 2024,” ujar Nalik Mahmud.
Sementara itu Ketua Umum Partai Aceh Muzakir Manaf (Mualem) menyampaikan, Mubes Partai Aceh telah melahirkan program-progran kerja yang akan menjadi tugas bagi kepengurusan partai Aceh ke depan.
“Mubes juga telah berhasil melakukan Pemilihan ketua umum secara Demokratis. Bahkan sangat demokratis saya kira, karena dilakukan dengan cara suara bulat 100 persen mendukung satu Ketua Umum,” kata Mualem.
Mualem juga menyampaikan, Partai Aceh telah berusia 16 tahun sejak dibentuk pada 2007 dan sudah mengalami berbagai dinamika dalam perpolitikan Aceh.
“Tentunya perjalanan ini sangat tidak mudah, apalagi Partai Aceh adalah sebuah partai yang didirikan dengan mentransformasikan sebuah Gerakan Idiologis Kemerdekaan dengan pola militer, menjadi Gerakan politik dengan berbagai dinamika internal yang sebenarnya belum terlalu siap untuk sebuah perubahan yang drastis. Akan tetapi, Alhamdulillah puji kepada Allah, seluruh jajaran GAM telah berhasil melalui transformasi tersebut walau banyak tantangan-tantangan yang sangat berat,” kata Mualem.
Hal yang juga penting, kata Mulaem, momentum Mubes ke 3 Partai Aceh telah menjadi awal baru bagi transformasi partai dari yang sebelumnya terkesan eksklusif kini menjadi inklusif terbuka bagi semua orang.
Hal itu ditandai dengan bergabungnya sejumlah nama dengan latar belakang non-GAM ke dalam partai itu.
Pengumuman tentang bergabungnya sejumlah nama baru ke tubuh Partai Aceh juga dilakukan pada momen penutupan Mubes.
“Beberapa saat yang lalu saya telah memakaikan baju Partai Aceh kepada sosok-sosok yg baru bergabung ke Partai Aceh, sosok-sosok ini adalah figur-figur yang memiliki kemampuan yang hebat di bidangnya masing-masing yang sebelumnya berkiprah diluar Partai Aceh, dan insya Allah akan banyak lagi sosok-sosok hebat lainnya yang akan bergabung kedalam partai Aceh,” kata Mualem.
Selain itu, Partai Aceh juga telah membentuk organisasi sayap partai yang dikhususkan bagi kader-kader muda yang mewakili kelompok milineal yang di persiapkan untuk menjadi calon-calon pemimpin Aceh di masa yang akan datang.
“Karena kami sadar bahwa seiring berjalannya waktu, generasi GAM semakin tua dengan bertambahnya usia, dan Gerakan idiologis ke-Acehan demi kesejahteraan Rakyat Aceh yang telah dibangun oleh Almarhum Tgk Hasan Di Tiro
tidak boleh berakhir di tangan generasi kita.”
Mualem pada kesempatan itu juga mengajak seluruh masyarakat Aceh untuk mendukung perjuangan partai itu dalam memperjuangkan dan membela kekhususan dan keistimewaan Aceh.
Seperti diketahui, mubes ke 3 Partai Aceh kembali menetapkan Muzakkir Manaf sebagai Dewan Pimpinan Aceh (DPA) Partai Aceh periode 2023-2028.
Dalam mubes itu juga ditetapkan Kamaruddin Abubakar (Abu Razak) sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Aceh. []
Discussion about this post