KESEHATAN holistik merupakan pendekatan yang mempertimbangkan kesehatan tidak hanya dari segi fisik, melainkan juga aspek mental, emosional, sosial, dan spiritual. (Manurung et al., 2023). Untuk mencapai kesehatan yang optimal, diperlukan pendekatan holistik yang melibatkan berbagai disiplin ilmu kesehatan seperti dokter, perawat, apoteker, dan ahli terapi. Inilah di mana kolaborasi interprofesional menjadi sangat penting.
Kolaborasi interprofesional adalah proses di mana tenaga kesehatan dari berbagai latar belakang disiplin ilmu bekerja sama sebagai satu tim untuk memberikan perawatan yang terintegrasi dan komprehensif kepada pasien (WHO, 2010). Pendekatan ini menggabungkan keahlian, pengetahuan, dan perspektif yang beragam untuk memastikan kebutuhan pasien dipenuhi secara menyeluruh.
Beberapa manfaat utama dari kolaborasi interprofesional dalam meningkatkan kesehatan secara holistik meliputi (Ita et al., 2021; Oktavia et al., 2023):
• Peningkatan Keselamatan Pasien: Kolaborasi antara tenaga kesehatan dari berbagai profesi dapat membantu mengidentifikasi risiko, mencegah kesalahan medis, dan memastikan perawatan yang aman bagi pasien.
• Peningkatan Kepuasan Pasien: Dengan kerjasama yang baik antara berbagai profesional kesehatan, pasien dapat menerima perawatan yang terkoordinasi dan holistik, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kepuasan pasien.
• Peningkatan Kualitas Pelayanan: Melalui kolaborasi interprofesional, tenaga kesehatan dapat bekerja bersama untuk memberikan perawatan yang komprehensif, efektif, dan efisien kepada pasien, yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit.
• Pemahaman yang Lebih Mendalam: Dengan melibatkan berbagai profesi kesehatan, kolaborasi interprofesional memungkinkan para profesional untuk saling belajar dan memahami peran masing-masing secara lebih mendalam, sehingga dapat memberikan perawatan yang lebih holistik.
• Peningkatan Efisiensi dan Efektivitas: Dengan bekerja bersama secara terkoordinasi, tenaga kesehatan dapat mengoptimalkan sumber daya yang ada, mengurangi tumpang tindih dalam peran, dan meningkatkan efisiensi serta efektivitas dalam memberikan pelayanan kesehatan holistik kepada pasien.
• Pemenuhan Kebutuhan Pasien: Dengan melibatkan berbagai profesi kesehatan, kolaborasi interprofesional dapat memastikan bahwa kebutuhan pasien dipenuhi secara menyeluruh, termasuk aspek fisik, psikologis, dan sosial.
• Pencegahan Kesalahan Medis: Kolaborasi antar profesi kesehatan dapat membantu dalam mencegah kesalahan medis dengan memastikan komunikasi yang efektif dan koordinasi yang baik dalam perawatan pasien.
Interprofessional Collaboration (IPC) melibatkan kerjasama antara berbagai profesi kesehatan, seperti dokter dan perawat, dalam memberikan pelayanan kesehatan yang terintegrasi dan holistik kepada pasien. IPC telah terbukti meningkatkan kualitas perawatan, mengurangi lama rawat inap, dan menurunkan biaya perawatan kesehatan tanpa mengorbankan kualitas perawatan. Studi menunjukkan bahwa perawat cenderung memiliki sikap yang lebih positif terhadap IPC dibandingkan dengan dokter umum dan dokter spesialis. Faktor seperti tingkat pendidikan lanjutan pada perawat dapat memengaruhi sikap positif terhadap IPC. Perawat dengan pendidikan tinggi cenderung memiliki kolaborasi IPC yang lebih baik..
Pentingnya pendidikan IPC dalam pelatihan dasar dokter dan perawat serta pelatihan lanjutan untuk dokter dapat membantu meningkatkan sikap positif terhadap IPC. Manajer rumah sakit juga disarankan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kolaborasi antar staf kesehatan, seperti menyelenggarakan workshop dan seminar tentang keterampilan komunikasi interpersonal dan profesional. Dalam praktik, akulturasi dokter dan perawat dalam pendidikan akademik serta perubahan kebijakan untuk mengubah pola hubungan profesional dari hirarkis menjadi saling melengkapi dapat efektif dalam meningkatkan kolaborasi IPC dan mengurangi gangguan interaksi professional. Dengan demikian, IPC merupakan aspek penting dalam praktik kesehatan yang dapat meningkatkan kualitas perawatan, efisiensi, dan kepuasan pasien. Mendorong sikap positif dan kolaborasi antara dokter dan perawat melalui pendidikan dan lingkungan kerja yang mendukung dapat memberikan manfaat besar bagi semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kesehatan (Nurulita & Sulistiadi, 2023)
Meskipun demikian, implementasi kolaborasi interprofesional juga menghadapi tantangan, seperti perbedaan budaya organisasi, kurangnya komunikasi dan koordinasi, ketidaksetaraan dalam keputusan, kurangnya waktu dan sumber daya, resistensi terhadap perubahan, ketidakseimbangan otoritas, keterbatasan pemahaman peran, hierarki tradisional, kurangnya pengakuan profesional, perbedaan latar belakang pendidikan, tantangan budaya organisasi, serta kesulitan dalam pengintegrasian sistem (Ita et al., 2021; Nurulita & Sulistiadi, 2023; Oktavia et al., 2023). Oleh karena itu, pendidikan interprofesional dan pelatihan kerja tim yang efektif sangat penting untuk memastikan kolaborasi yang lancer.
Secara keseluruhan, kolaborasi interprofesional adalah strategi yang sangat penting untuk meningkatkan kesehatan secara holistik. Dengan kerjasama yang erat antara berbagai tenaga kesehatan, kebutuhan pasien dapat dipenuhi secara menyeluruh, sehingga meningkatkan hasil kesehatan dan kualitas hidup pasien.
Sumber:
Ita, K., Pramana, Y., & Righo, A. (2021). Implementasi Interprofessional Collaboration Antar Tenaga Kesehatan Yang Ada Di Rumah Sakit Indonesia : Literature Review. Jurnal ProNers.
Manurung, M. E. M., Siregar, H. K., Sinaga, R. R., Dewi, S. U., Apriliawati, A., Umara, A. F., Irawati, P., Pandawa, R. M., Pragholapati, A., Rahmi, U., & Yulistanti, Y. (2023). Keperawatan Holistik. In Yayasan Kita Menulis (1st ed.).
Nurulita, S., & Sulistiadi, W. (2023). Sikap Terhadap Interprofessional Collaboration (IPC) Antara Dokter dan Perawat: Scoping Review. Jurnal Integrasi Kesehatan & Sains (JIKS), 5(2), 137–144. https://doi.org/10.29313/jiks.v5i2.11729
Oktavia, R. S., Wulandari, A. S., & Nurinda, E. (2023). Hubungan Pengetahuan Interprofessional Collaboration (IPC) Tenaga Kesehatan Dengan Pelayanan Dalam Penanganan Covid-19 di Beberapa Puskesmas Wilayah Kabupaten Bantul. INPHARNMED Journal (Indonesian Pharmacy and Natural Medicine Journal), 7(1), 18–26. https://doi.org/10.21927/inpharnmed.v7i1.3018
WHO. (2010). Framework For Action On Interprofessional Education And Collaborative Practice. World Health Organization.
Discussion about this post