BANDA ACEH – Peluncuran ruang Diorama Kearsipan Aceh pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh (DPKA) disambut positif masyarakat Kota Banda Aceh. Sejak peresmiannya pertengahan Mei lalu, berbagai komunitas masyarakat telah berkunjung untuk mempelajari sejarah Aceh melalui arsip yang tersedia di sana.
Kepala Bidang Pemanfaatan dan Layanan Arsip Dinas Perpustakan dan Kearsipan Aceh. Dr. Muslim Yakop, S.Ag, M.Pd, saat ditemui Kamis 8 Juni 2023, mengatakan, masyarakat yang datang mulai dari kalangan mahasiswa, siswa hingga masyarakat umum.
“Alhamdulillah sejak diresmikan semakin ramai pengunjung yang datang. Bahkan untuk seminggu kedepan sudah penuh daftar pengunjung yang sudah konfirmasi akan datang,” kata Muslim di ruang kerjanya.
Muslim menjelaskan, Diaroma Kearsipan Aceh terdiri dari tiga ruangan yang menampilkan perjalanan Aceh dari masa ke masa yang ditampilkan melalui perpaduan arsip, seni, dan teknologi.
Peresmian Ruang Diorama Kearsipan Aceh yang terletak di loby Kantor DPKA itu dilakukan oleh Asisten Administrasi Umum Setda Aceh Iskandar yang hadir mewakili Pj Gubernur Aceh. Peresmian juga diikuti Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Imam Gunarto serta Kepala DPKA Edi Yandra. Peresmian ditandai dengan proses gunting pita dan dilanjutkan dengan meninjau ruangan tersebut pada pertengahan Mei lalu.
Lebih lanjut, Muslim menjelaskan, Diorama Kearsipan Aceh memiliki tiga ruang yaitu Aceh Jameun (Aceh Tempo Dulu), Aceh Jinoe (Aceh Saat Ini) dan Aceh Ukeue (Masa Depan).
“Aceh Jameun di antaranya berisi naskah kuno, aktifitas masa lampau masyarakat Aceh bidang perdagangan laut dan bidang pertanian serta kilas balik masa kejayaan Aceh . Semua konteks tersebut dipajang dalam ruangan Aceh Jameun,” kata Muslim.
Sementara Aceh Jinoe berisi foto-foto Gubernur Aceh dari masa ke masa terkait keberhasilan program kerja gubernur serta foto MoU Helsingki dan anugerah inovasi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh dalam 2 tahun terakhir.
Sedangkan Aceh Ukeue berisi foto-foto Aceh masa depan pada sektor pertanian, peternakan, kearsipan, perpustakaan, industri, transportasi, perumahan rakyat dan pariwisata.
Selain itu, Muslim juga menyampaikan bahwa Diaroma Kearsipan Aceh terbuka untuk umum. Ia juga mengajak masyarakat untuk memanfaatkan keberadaan Diaroma Kearsipan Aceh dengan mengunjunginya serta mempelajari sejarah yang tersedia di sana.
Untuk berkunjung, warga hanya perlu melapor kepada petugas yang selalu berada di pintu loby. Pengunjung kemudian akan diarahkan menuju ruang Diorama Kearsipan Aceh. []
Discussion about this post