BANDA ACEH – Penjabat Gubernur Aceh Achmad Marzuki menjelaskan pertumbuhan pembangunan berbagai infrastruktur utama di Aceh yang semakin bagus. Penjelasan Itu disampaikan Pj Gubernur dalam Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Aceh Tahun Anggaran 2022, dalam Sidang Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPR Aceh), Rabu 5 April 2023 di Ruang Sidang Utama Gedung DPR Aceh. LKPJ Gubernur tersebut dibacakan Sekretaris Daerah Aceh Bustami yang hadir mewakili Pj Gubernur.
Bustami menyebutkan, penyediaan prasarana pendukung seperti fasilitas jalan, jembatan, pengairan, dan perumahan. Tahun 2022 panjang ruas jalan provinsi mencapai 1.781,72 km, dalam kondisi mantap 1.503,93 km atau 84,41%, dan dalam kondisi tidak mantap 277,79 km atau 15,59%. Selanjutnya dalam menjaga keamanan pengguna jalan juga telah dipasang rambu dan atribut jalan sebanyak 2.507 buah, termasuk menyediakan beragam fasilitas pelayanan pengangkutan darat, laut, dan udara.
Total panjang jembatan provinsi 16.267,85 m, dalam kondisi mantap 14.607,25 m atau 89,79%, sedangkan kondisi tidak mantap 1.660,6 m atau 10,21%.
Untuk sektor pengairan, lanjut Bustami, telah dibangun jaringan irigasi permukaan sepanjang 7,46 km, peningkatan jaringan irigasi permukaan sepanjang 2,6 km, rehabilitasi jaringan irigasi permukaan sepanjang 2,8 km, bendung irigasi yang dioperasikan dan dipelihara sebanyak 5 unit, dan pengoperasian serta pemeliharaan jaringan irigasi permukaan sepanjang 573 km.
“Dalam upaya membantu masyarakat miskin, telah dibangun rumah layak huni sebanyak 7.941 unit, dibandingkan tahun 2021 hanya mencapai 757 unit. Sedangkan untuk memenuhi kepentingan strategis daerah provinsi telah dibangun 47 gedung berupa bangunan fasilitas publik, pembangunan prasarana dan sarana asrama 21 Unit dan pembangunan rumah ibadah 620 unit serta pembangunan infrastruktur Kawasan permukiman sebanyak 244 kawasan,” ujar Bustami.
Sementara untuk memberikan akses pelayanan sosial/ bantuan sosial kepada penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), telah dibantu 379.491 jiwa. Peningkatan dan rehabilitasi prasarana dan sarana 4 panti milik Pemerintah Aceh dan 151 panti sosial milik masyarakat. Pembinaan dan pelatihan kepada 290 Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), 873 Taruna Siaga Bencana, 75 karang taruna serta penyuluhan sosial kepada 48 masyarakat.
Dalam urusan pendidikan, pemerintah juga telah melakukan pembangunan, peningkatan dan perbaikan prasarana dan sarana pendidikan sebanyak 1.545 paket, pengadaan mebel sekolah sebanyak 1.357 unit, pengadaan perlengkapan sekolah 314 unit, pengadaan alat praktik dan peraga siswa sebanyak 205 paket. Kemudian pemberian beasiswa anak yatim, piatu dan yatim piatu sebanyak 88.823 siswa dan Bantuan Operasional Sekolah kepada 808 sekolah.
Sementara untuk urusan pendidikan dayah, pemerintah juga telah melakukan pembangunan sarana dan prasarana dayah kepada 487 dayah, rehabilitasi 13 dayah, serta pembayaran honorarium kepada 1.846 orang pendidik di dayah se Aceh dengan realisasi sebesar 8,7 milyar rupiah lebih.
Selanjutnya, berkenaan dengan urusan kesehatan, Pemerintah Aceh dikatakan secara rutin per tahun melakukan pembayaran premi Jaminan Kesehatan Aceh kepada 1,6 juta jiwa lebih dengan biaya 731 milyar rupiah lebih. Pemerintah Aceh juga melakukan pembayaran iuran kontribusi Penerima Bantuan luaran Jaminan Kesehatan kepada 2,7 juta jiwa lebih dengan biaya sebesar 55,9 milyar rupiah lebih.
“Kemudian, guna memenuhi kebutuhan pangan, telah dibangun 7 lumbung pangan, pemeliharaan cadangan pangan dengan stok akhir beras pada tahun 2022 sebanyak 413,8 ton,” kata Bustami. []
Discussion about this post